Sejak
tahun 2004 Pusat Teknologi Pengembangan Sumberdaya Energi (PTPSE) BPPT
mengembangkan biofuel/minyak nabati ke arah subsitusi kerosin
(bio-kerosin) dan melakukan uji coba pada lampu tempel, petromaks,
kompor sumbu dan kompor tekan.
Dalam
pemanfaatan energi nabati minyak jelantah, tutur Sjaffriadi,
PTPSE–TIEM BPPT berhasil membuat rancang bangun-rekayasa prototipe “KOMPOR TEKAN BIOFUEL” berbahan bahan bakar nabati jelantah. Kompor
Tekan/Pompa Biofuel TPSE-TIEM BPPT tersebut adalah hasil karya
pengembangan modifikasi dari kompor tekan “Mawar” yang terdapat di
pasaran dengan berbahan bakar minyak tanah. Sehingga masyarakat
(konsumen), seperti halnya pedagang kaki lima, penjual gorengan, maupun
koki restoran sudah terbiasa (familier) dalam menggunakan dan merawat kompor tekan ini.
Sjaffriadi,
peneliti di PTPSE BPPT menjelaskan Kompor Tekan Biofuel adalah Kompor
Tekan/Pompa yang menggunakan burner sebagai sumbu pembakar hasil
pengkabutan (minyak tanah/minyak nabati) dari tabung minyak tanah dan
tabung minyak nabati menghasilkan NYALA API BIRU temperatur 1000 oC - 1260 oC , Effisiensi : 55 – 60 % , Output Daya 0,8 – 3,5 kw, berbahan bakar minyak nabati 100% atau pemakain bahan bakar : Minyak
Jarak (90% + 10% MT) ,Minyak Jelantah (90% + 10% MT) ,Minyak Sawit
Curah (90% + 10% MT) dan juga memakai komponen produk dalam negeri serta
hemat, aman dan nyaman.
Penggunaan jelantah sebagai bahan bakar merupakan suatu alternatif yang berdampak positif. Jika jelantah dibuang begitu saja akan mencemari lingkungan, sedangkan jika digunakan kembali untuk menggoreng akan memicu penyakit kanker karena mengandung polimer, aldehida, asam lemak dan lakton.
Sjaffriadi mengungkapkan, Kompor tekan biofuel terdiri
dari : 2 buah tangki (1 tangki berisi minyak nabati jelantah dan 1
tangki yang lebih kecil berisi kerosene), mangkuk spritus, burner,
konverter dan juga spuyerl. Cara menggunakan kompor yaitu dengan
menyalakan spritus/alkohol pada mangkuk untuk memanaskan burner dan
konverter hingga suhu mencapai 100oC, kemudian mengalirkan minyak tanah/solar untuk dibakar sampai suhu 1000oC selama 2-3 menit sebagai pemanasan burner dan konverter untuk menguapkan minyak nabati jelantah setelah dialirkan dari tangki. Hasil penguapan tersebut keluar melalui spuyer lalu masuk ke dalam burner bersama dengan udara , kemudian menyalakan pemantik api. Nyala api yang dihasilkan berwarna Biru
stabil, dan terus menyala hingga seluruh minyak nabati jelantah dalam
tangki habis terbakar. Untuk memadamkan kompor perlu dibakar dengan
kerosen lagi untuk menghindari masalah pada saat penyalaan awal ketika
akan dipergunakan kembali.
Kompor
Tekan Biofuel ini mempunyai keunggulan sebagai berikut : 1)menggunakan
burner sebagai sumbu pembakar hasil pengkabutan dari tabung minyak
tanah dan tabung minyak nabati menghasilkan nyala api biru bertemperatur 1000oC-1260oC, dengan efisiensi 50-60 % , output daya 0,8-3,5 kW. 2)Kompor ini dapat menggunakan bahan bakar minyak nabati 100% atau dengan bahan bakar berupa:
90% minyak Jarak dicampur 10% minyak tanah; 90% minyak jelantah
dicampur 10% minyak tanah; 90% minyak sawit curah dicampur 10% minyak
tanah. 3)Kompor tekan ini memakai komponen produk dalam negeri yang
aman. 3)Kompor ini juga memiliki keseimbangan karbondioksida netral, sehingga tidak beresiko
meledak meski pembakaran tidak terkendali atau mengeluarkan emisi
berbahaya, karena emisi kompor nabati 10 kali lebih rendah daripada
minyak tanah.
sayang masih pakai minyak tanah
BalasHapusMy Fair, Is My Fair, Is My Fair, is My Fair Casino?
BalasHapusI'm an online titanium flat iron casino and have been playing https://febcasino.com/review/merit-casino/ at Fair since 2018 and 토토 it's deccasino still not getting better. www.jtmhub.com I am a young and inexperienced gambler,